1.)Dari aisyah ra. ia berkata; sesungguhnya nabi
saw. selalu bangun untuk mengerjakan salat malam sampai kedua kakinya
bengkak,Aisyah bertanya; wahai rasulullah mengapa engkau berbuat demikian,
sedangkan Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang telah lampau maupun yang
akan datang? ;Beliau menjawab 'apakah tidak sepantasnya jika aku menjadi
seorang hambah yang slalu bersyukur (HR bukhari dan
muslim)
2.
Dari annas ra ia berkata rasulullah saw bersabda ; Sesungguhnya Alloh
sangat ridha kepada orang yang apabila makan ia memuji kepada - Nya atau
apabila minum ia memuji kepada Nya karena merasa telah mendapatkan rahmat
(Hr Muslim
Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajjud atau Sholat Malam
adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia , yang disyari’atkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila
seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak
keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.
Andaikan Anda tahu keutamaan dan keindahannya, tentu Anda akan
berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?
Ya, banyak nash dalam
Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah
sebagai berikut: Pertama: Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah
mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada
sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu,
mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79) Dr.
Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di
waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah”
yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat
lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat
Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah
sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun
‘alaih) Kedua : Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan
calon penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata
air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni)
mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah
bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu
malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah,
janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia
meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185). Ketiga : Siapa yang
menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia
akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya,
siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan
jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh. Suatu
hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau
menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.”
(Muttafaqun ‘alaih). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan
tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah
bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah
dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah
Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia
berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat,
terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan
bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari),
maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).”
(Muttafaqun ‘alaih) Keempat : Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu
dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah
akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan
mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya. Hal itu
sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam
terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim
No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah
malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan
doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku,
niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku
pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan
mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu
Katsir 3/54)
Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap
dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat
tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang
beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca
dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.),
sampai menjelang fajar menyingsing. Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah
pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling
bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan
bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan
cahaya-Nya.” Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia
beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka
hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka
tinggal di dunia ini.” Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku,
kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail,
bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.” Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah
menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari
qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk
qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau
menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang,
niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam.”(Tazkiyyatun Nufus, karya Dr
Ahmad Farid) Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan
qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang
hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan
keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita
semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul
lail secara istiqamah. Wallahu waliyyut taufiq.
Sumber artikel :
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=113
Keselamatan dunia dan akhirat adalah cita-cita setiap muslim. Karena
itu, seorang muslim tidak hanya mengejar kehidupan dunia, tetapi juga
akhirat. Tidak hanya kehidupan akhirat, tetapi juga dunia. Keduanya
berjalan seiring sejalan. Walaupun tentu saja ketika kedua kepentingan
ini bertentangan, maka kehidupan akhirat yang lebih didahulukan, karena
ia lebih abadi, sedangkan dunia bersifat fana.
Keinginan untuk selamat di dua alam ini tercermin dalam doa di bawah
ini. Selain itu, doa ini juga mengandung permohonan yang diselamatkan
tidak hanya pendoa, tetapi juga keluarga dan hartanya. Terkandung juga
permintaan agar dijaga dari segala penjuru. Sungguh doa ini cukup
komplit.
Bacaan Doa Mohon Keselamatan Dunia Dan Akhirat
“Allaahumma innii
as’alukal ‘afwa wa ‘aafiyata fid dunyaa wal aakhirati. Allaahumma innii
as’alukal ‘afwa wal ‘aafiyata fi diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii.
Allaahummastur ‘auratii wa aamin rau’atii. Allaahummahfazni min baini
yadayya wa min khalfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fauqii
wa a’uuzu bi’azamatika an ugtaala min tahtii.”
Arti Doa Mohon Keselamatan Dunia Dan Akhirat
“Ya Allah, aku memohon
kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku
memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku,
keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah kesalahanku dan amankanlah
rasa ketakutanku. Ya Allah, jagalah diriku, baik dari depan maupun dari
belakang, dari kanan maupun dari kiri, dan dari atasku. Dan aku memohon
perlindungan dengan kebesaran-Mu agar tidak diculik dari arah bawahku.
(H.R. Abu Daud)”
* Mohon maaf, untuk
teks / tulisan Arab untuk saat ini belum bisa ditampilkan. Tapi
insya'allah tulisan bacaan di atas sudah sesuai dengan bacaan bahasa
Arab-nya, termasuk panjang pendek dan tajwid-nya. Apabila ada
kesalahan, harap disampaikan pada form komentar di bawah.
Anda Sangat Layak Kaya dan Bahagia Dunia Akhirat! Anda Pasti Bisa!
Saudaraku... Kaya adalah akibat, Cara dan kuncinya ada dalam diri Anda.
Mari kita Wujudkan bersama, Jika kita belum sempat Bersua, maka mari ikatkan hati kita dengan Iman dan saling mendo'akan.Bisa!
1. Shalat Dhuha 4 rakaat (dilaksanakan dalam 2 rakaat – 2 rakaat) dapat membuka pintu rizqi
2. Meminta pada Allah saat Shalat Tahajjud
3. Memelihara dan memberi makan anak yatim
4. Sedekah 10% dari penghasilan, karena 2,5% saja tidak cukup
5. Sedekah 10% dari jumlah yang diinginkan. Dengan konsep ini, jika
kita ingin membeli rumah seharga Rp 100 juta, maka kita harus
bersedekah sekitar Rp 10 juta terlebih dahulu.
Karena beginilah matematika sedekah menurut Ustad Yusuf Mansur 10 – 1 = 19
Dalam matematika biasa memang 10 – 1 adalah 9. Namun karena Allah
menjanjikan balasan 10x lipat, maka minimal kita akan mendapatkan 19.
Jika perhitungan dilanjutkan maka akan seperti ini:
Jadi sekarang agak ‘masuk akal’ kan jika ingin beli rumah Rp 100 juta maka harus bersedekah Rp 10 juta dulu :)
Tambahan dari saya mungkin bisa dicoba. Saya selama ini bersedekah
untuk sesuatu yang sifatnya dapat berlipat ganda. Misalnya, sedekah
untuk pendidikan anak, sedekah untuk alat ibadah, dll, yang kemungkinan
pahalanya dapat saya bawa hingga mati(karena terus mengalir).
Malu rasanya sering mengutip kiat sukses dari orang barat.
Maka yang ini kiat dari Rasulullah. Dijamin lebih mustajab.
Saya kutip dari situs Renungan Islam.
HADIS MUTHAHHARAH
Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata :
Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia
menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini
adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan
menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah
berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki :
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim
Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka engkau akan jadi orang paling kaya
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana
engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah
Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku
Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau
melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin
Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk
golongan muhsinin
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat
Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa niscaya
engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa
Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya
Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya
Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain niscaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat
Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar niscaya akan dihapuskan( kurangkan ) segala dosamu
Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia
Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia
Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah
dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh
Mereka
Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya
Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNya
Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata
penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa
kesakitan
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan
Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang
Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah
SUKSES dunia akhirat pasti impian semua
orang. bermacam definisi SUKSES dunia akhirat,seperti KAYA masuk SURGA, jadi
presiden masuk SURGA, jadi pengusaha masuk SURGAataupun yang lainnya, yang
menggambarkan SUKSES dunia akhirat. yang KAYA, yang punyaKEKUASAAN sering
dikatakan SUKSES. semua orang pasti ingin SUKSES, terutama SUKSES dunia
akhirat. kitapun bisa mendefinisikan SUKSES untuk kita sendiri. dan apapun
definisi yangkita dapatkan, itulah sukses untuk kita.
SUKSES yang bisa dibuka dengan kunci-kunci unik yang ternyata
tidak jauh dari aktivitas keseharian kita.kita anggap saja SUKSES dunia akhirat
itu dapat dibuka dengan 7 kunci, karena ia berada dalam ruang dengan 7 pintu
yang terkunci. dan inilah 7 kunci yang dapat membuka pintu-pintu itu:
1. taubatan nasuhaini kunci
yang paling penting dari kunci-kunci yang lainnya. ini kunci pertama yang dapat
membuka pintu kesuksesan. dengan
taubat, pintu kesuksesan akan terbuka. harga dari sebuah taubat itu tidak
terhingga. ALLAH pun tidak pernah bosan untuk menerima hamba-Nya yangdatang untuk bertaubat. saat kita datang kepada
ALLAH untuk bertaubat, saat itu pula kitadiampuni. kita akan bersih kembali, sehingga kita bisa melangkah untuk
membuka pintu-pintu kesuksesan yang lain.
2. shalat wajib awal waktu (khusus laki-laki di masjid)mengapa?
karena sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh ALLAH. kalau
sholatnya baik, maka amalan yang lain
baik, kalau sholatnya buruk, maka amalan yang lain buruk. dansholat awal waktu
adalah sebuah kebaikan tersendiri. bukankah kita tidak ingin dianggap lalai jika
kita tidak sholat awal waktu? jadi, jangan telat sholat wajib apalagi ga
sholat.
3. lakukan shalat sunat qobliyah dan ba’diyahkita sering
mendengar bahwa sholat sunat itu dapat menyempurnakan sholat wajib. ada pula
ideyang menyatakan bahwa sholat sunat ini
dapat mengangkat sholat wajib agar sampai kepadaALLAH. analoginya seperti
seekor burung dengan dua buah sayap. seekor burung tidak dapatterbang
tanpa sayap. begitu pula sholat wajib, mungkin tidak akan sampai kalau tidak
pake sholatsunat. dan sholat sunat yang dianjurkan adalah shalat sunat rawatib,
yaitu qobliyah dan ba’diyahini.
4. lakukan shalat dhuhashalat
dhuha ini banyak sekali fadilahnya. lakukan saja 2, 4, 6, 8, 10, atau 12
rokaat. kalau bisaminimalnya 4 rokaat
dengan 2x salam. sebelum kita melakukan aktivitas keseharian kita,lakukanlah
sholat dhuha, insya ALLAH ini pun dapat membuka salah satu pintu kesuksesan.
5. lakukan sholat tahajud dan witir bangunlah di
sebagian atau sepertiga malam yang terakhir untuk melakukan sholat tahajud.
padawaktu itu, ALLAH benar-benar turun untuk
‘mengunjungi’ hamba-Nya. jadi, pada saat itu,sambutlah ‘kedatangan’
ALLAH dengan sujud kepada-Nya dalam keadaan bersih, rapi, suci darikotoran dan najis. tidak ada do’a yang tidak
dikabulkan oleh ALLAH, apalagi disaat kita mau berkorban dengan
menyerahkan waktu yang terbaik kita untuk ALLAH. disaat enak-enaknyatidur, kita bangun untuk menyambut ALLAH. wah, insya
ALLAH, pintu kesuksesan akanlangsung terbuka.
6. sedekah yang terbaik sedekahkan
apa yang terbaik yang kita punya. makin baik sedekah kita, makin mudah kitamembuka
pintu kesuksesan. memang tidak apa-apa kita sedekah dengan sesuatu yang kita
sebutdengan ’sisa’, tapi itu berarti kita
tidak memberikan yang terbaik. bukankah ALLAH telah memberikan kita yang terbaik? dan kita pun menginginkan
sesuatu yang terbaik? maka,sedekahlah dengan sedekah yang terbaik.
7. Berbuat baiklah dan tinggalkan perbuatan buruk dengan berbuat baik, hati kita akan bersih. kita
tidak memiliki noda sehingga ALLAH akanmemudahkan kita untuk meraih
kesuksesan yang kita impikan.itulah 7 kunci SUKSES dunia akhirat. lakukan hal
ini minimal 40 hari, rasakan apa yang terjadi pada diri kita. insya ALLAH,
kesuksesan dunia akhirat akan kita raih.PERCAYALAH! BUKTIKAN saja! wallahu
a’lam
Profesi editor masih saja asing di telinga kebanyakan orang
Indonesia, bahkan di dunia. Karena itu, wajar jika tak banyak yang tahu
tentang profesi yang satu ini sehingga bisa dimaklumi hampir tak ada
orang yang bercita-cita menjadi editor. Lalu, mengapa tetap ada orang
yang kemudian berkiprah menjadi editor? Ya, mereka itu orang yang
kebetulan “terperosok” dalam dunia penerbitan buku dan para autodidak.
Tidak percaya?
Fakta di AS menyebutkan bahwa 80% editor yang diteliti tidak
langsung memiliki keinginan untuk menjadi editor. Kebanyakan editor
yang menceburi diri dalam industri perbukuan secara kebetulan atau
accidental. Hasil penelitian dari The Association of American
Publishing (1977) menemukan bahwa sebagian besar editor buku umum dan
pendidikan tinggi di AS menekuni pekerjaan lain sebelum menjadi editor.
Kebanyakan mereka memasuki bidang penerbitan secara kebetulan; karena
hubungan keluarga, karena tidak tahu apa bidang yang sesuai, dan karena
mencintai buku atau karena mau jadi penulis, tetapi tidak tahu caranya.
Hanya segelintir orang yang benar-benar mempersiapkan diri dalam dunia
penerbitan.
Dalam kajian Coser, Kadushin, dan Powell (1982) ditemukan bahwa
pekerjaan sebagai editor dianggap kedudukan yang paling tinggi dalam
dunia penerbitan. Sembilan puluh persen dari editor yang diselidiki
oleh mereka juga tidak mempunyai cita-cita awal menjadi editor. Nah lho!
Mengapa sih perlu ada makhluk yang bernama editor dan sampai-sampai
ada orang yang akhirnya menetapkan jalan hidupnya sebagai editor?
Secara logika jika melihat perkembangan penerbitan buku di dunia,
termasuk di Indonesia sedemikian pesatnya, tentu masyarakat itu akan
mafhum bahwa mereka memang semestinya tidak mendapatkan bahan bacaan
yang amburadul. Para editor itu ternyata diperlukan untuk menjernihkan
makna sebuah tulisan, membuatnya enak dibaca, dan memotivasi minat
membaca. Dengan jutaan buku yang terbit setiap bulannya, tentu peluang
untuk pekerjaan yang misterius ini terbuka lebar sehingga ada orang
yang secara sengaja maupun tidak sengaja akhirnya berkecimpung di sana
dan tak mau kembali lagi. Tentang Copyeditor: Sejenis Editor
Dari beberapa jenis editor yang sebenarnya dikenal dalam dunia
penerbitan, yang paling populer adalah copyeditor—sering juga disebut
editor kopi atau editor nas. Copyeditor dengan pekerjaannya copyediting
memang menjadi model paling mudah untuk menjelaskan pekerjaan seorang
editor. Akan tetapi, tak banyak juga penerbit yang mengerti apa beda
seorang copyeditor dengan editor-editor lainnya (seperti right editor
atau acquiring editor). Kebanyakan profesi copyeditor ini di Indonesia
disebut tunggal saja yaitu editor—yang melakukan pekerjaan editing
naskah, mencari naskah, bernegosiasi, menguruskan perizinan, dan
sejumlah pekerjaan lainnya yang sebenarnya spesifik biasa dikerjakan
oleh editor jenis tertentu.
Seorang copyeditor sebenarnya hanya melakukan pekerjaan standar
editorial. Dalam “kasta” editor sebagai jenjang karier, ia termasuk
yang paling rendah atau setingkat dengan staf editor jenis lainnya.
Namun, ia menjadi garda depan dalam tugas editorial sebagai pembaca dan
penilai awal naskah. Dua kegiatan besar yang dilakukan dalam proses
copyediting adalah baca pertama (first editing) dan editing mekanik
(mechanical editing).
Karena belum populernya editologi diajarkan di Indonesia sama halnya
dengan profesi itu sendiri, sering proses copyediting tidak sepenuhnya
dipahami dengan baik dan benar oleh editor-editor pemula di Indonesia.
Ada bagian-bagian terlewat, etika yang dilanggar, dan pemahaman akan
profesi yang kurang. Untuk itu, lewat tulisan ini saya coba berbagi
pengalaman dan juga pandangan tentang copyediting yang baik dan benar.
Dengan demikian, para copyeditor dapat bersikap profesional dalam
menyikapi sebuah naskah, perkembangan teknologi, maupun tren penerbitan
buku. Saya mulai dari dua kegiatan besar copyediting tadi. Baca Pertama
Baca pertama dilakukan pada naskah (hardcopy) untuk menilai kekuatan
ataupun kelemahan naskah. Pada proses baca pertama, seorang copyeditor
dapat membubuhkan tanda-tanda koreksi maupun tanda tanya untuk
mengoreksi naskah. Pada tahap ini pula seorang copyeditor dapat
memeriksa kelengkapan naskah, teknik penyajian, dan kesesuaian naskah
dengan gaya selingkung (house style) penerbit.
Dengan kemajuan komputer sekarang, banyak juga penulis/pengarang
menyertakan softcopy naskah dalam bentuk file. Kekeliruan utama
copyeditor adalah jika ia mencoba melakukan baca pertama lewat naskah
softcopy ini melalui media komputer. Akurasi membaca di layar monitor
komputer tidaklah akan sebaik membaca naskah tercetak karena mata
manusia memiliki keterbatasan. Hal ini kerap terjadi pada editor-editor
pemula yang menganggap bekerja langsung dengan cara “emon” (edit
monitor—istilah baru para editor) adalah cara yang paling efektif dan
modern. Padahal, kerap terjadi terlewatnya kekeliruan naskah atau
hilangnya konsentrasi baca karena kelelahan mata.
Proses baca pertama ini penting dan tidak boleh dilewatkan untuk
dapat menakar kualitas naskah. Yang perlu dipahami bahwa saat baca
pertama, seorang copyeditor jangan terlalu berkonsentrasi mencari
kesalahan naskah (seperti EYD, kalimat, ataupun kebenaran fakta).
Namun, yang dilakukan adalah proses memaknai naskah. Jika digambarkan
dengan segitiga, prosesnya: baca pertama-pahami-maknai. Jadi, seorang
copyeditor harus dapat menemukan ‘benang merah” dari naskah. Seutas
“benang merah” naskah dapat ditemukan apabila naskah tersebut dapat
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apakah isi naskah sesuai dengan visi dan misi penerbit?
2. Apakah naskah memenuhi syarat penampilan fisik yang ditetapkan penerbit?
3. Apakah naskah memiliki kelengkapan anatomi naskah?
4. Apakah naskah menyajikan topik menarik (unik, belum pernah dibahas, lebih lengkap, kontroversi, dsb.)?
5. Apakah pola penulisan naskah sudah sesuai dengan gaya selingkung penerbit?
6. Apakah bahasa yang digunakan pada naskah sudah sesuai dengan kaidah bahasa yang standar?
7. Apakah maksud atau pesan penulis/pengarang akan mudah tertangkap oleh pembaca?
Pertanyaan-pertanyaan tadi dapat saja ditambahkan lagi oleh penerbit
atau para copyeditor untuk mendeteksi kelayakan terbit sebuah naskah.
Jadi, inti baca pertama adalah menilai naskah, bukan untuk
mengoreksinya. Adapun pembubuhan tanda-tanda koreksi berguna untuk
melihat seberapa besar kekeliruan yang ditemukan dalam naskah ketika
dibaca. Naskah yang mengandung banyak kekeliruan tentu akan mendapatkan
catatan khusus.
Jika kemungkinan besar naskah dianggap bagus dan layak untuk
diterbitkan, seorang copyeditor sebaiknya sudah bisa membayangkan
bagaimana naskah tersebut nantinya dibuat. Di sinilah pengetahuan
editor tentang spesifikasi produksi buku, desktop publishing dan desain
komunikasi grafis sangat diperlukan. Copyeditor harus memiliki gagasan
pengemasan buku yang nantinya dapat disarankan kepada para
penulis/pengarang dan juga kepada managing editor atau chief editor.
Dalam praktik di penerbit-penerbit Indonesia, terkadang tugas
copyeditor yang terakhir ini dibelenggu oleh asumsi bahwa mereka hanya
tukang ngedit belaka. Mereka dibuat hanya peka pada kekeliruan dalam
naskah dan memperbaikinya, tetapi menjadi tidak peka bagaimana buku itu
kelak jadinya. Akibatnya, editor-editor seperti ini kadang hanya
menggunakan otak kiri mereka (logika, kebenaran data dan fakta,
keterbacaan, kebenaran teori) tanpa mengaktifkan otak kanan (empati,
kreativitas, inovasi). Editing Mekanik
Editing mekanik adalah proses selanjutnya setelah naskah dinyatakan
layak lewat proses baca pertama. Disebut mekanik karena editing
dilakukan secara manual oleh para copyeditor dengan cara membubuhkan
tanda-tanda koreksi ke dalam naskah cetak coba atau pruf (naskah yang
sudah diset dan dilayout selayaknya halaman buku). Secara standar
editing mekanik ini dilakukan dengan dua sampai tiga kali editing pruf.
Untuk kerja ini copyeditor dianjurkan menggunakan bolpoin berwarna
cerah, kertas post-it untuk menempelkan perbaikan kalimat atau
paragraf, spidol pewarna (stabillo) untuk menandai kata atau kalimat
khusus, dan tanda-tanda koreksi yang disepakati atau telah menjadi gaya
selingkung penerbit. Copyeditor sebaiknya tidak menggunakan pensil
karena memperlihatkan rasa tidak percaya diri dan juga sulit untuk
dilihat. Pun tidak dianjurkan menggunakan tanda-tanda koreksi yang
tidak standar karena dapat menimbulkan miscommunication dengan layouter.
Sekali lagi dalam proses editing mekanik ini kerap copyeditor juga
mengambil jalan pintas dengan melakukan edit monitor. Cara ini sangat
tidak dianjurkan meskipun tampaknya akan lebih cepat. Pertama,
copyeditor akan mengambil alih tugas layouter yang mungkin juga malah
mengambil alih penggunaan alat kerjanya. Kedua, editing jenis ini
diragukan akurasinya karena banyak kata atau kalimat yang bisa
terlewat, apalagi kalau harus melakukan editing berat akan sangat
berbahaya kalau tidak piawai menulis.
Dalam proses editing mekanik inilah seorang copyeditor menjaga betul
7 aspek editing yang terkenal itu: 1) keterbacaan dan kejelasan; 2)
konsistensi; 3) kebenaran bahasa; 4) gaya penulisan; 5) ketelitian
fakta dan data; 6) legalitas dan kesopanan; 7) rincian produksi. Memang
pada praktiknya menjaga 7 aspek tadi sangatlah berat dan memerlukan
kemampuan ekstra seorang copyeditor. Karena itu, layak juga kalau dalam
dunia editor ada istilah “jam terbang” untuk menilai tingkat kepiawaian
seorang editor.
Nanti mungkin akan tiba masa seorang copyeditor harus melakukan
editing berat. Herman Holtz dalam bukunya yang sangat inspritatif How
to Start and Run Writing and Editing Business menyatakan bahwa sangat
tipis perbedaan antara editing berat dengan penulisan ulang
(rewriting). Dalam konteks ini seorang copyeditor harus mendalami
dahulu gaya bahasa penulisan, baru melakukan editing berat atau
penulisan ulang—dalam arti mengubah beberapa kalimat atau satu paragraf
dari naskah. Haruskah perubahan ini dikonsultasikan? Sebaiknya diberi
tahu dan dikonsultasikan dengan penulis/pengarang yang bersangkutan
agar copyeditor dapat tetap menjaga otoritas sang penulis/pengarang
sembari menawarkan saran perbaikan.
Hasil editing mekanik berupa pruf terkoreksi harus disimpan dengan
baik oleh copyeditor sampai pruf terbit menjadi buku dan sudah
dipastikan aman. Ingat, penghilangan naskah baik sengaja maupun tidak
sengaja oleh editor dianggap pelanggaran kode etik editing, termasuk
penghilangan bukti editing pruf. Hasil editing tersebut nantinya dapat
dijadikan bahan penyelidikan apabila dilakukan penelusuran terhadap
kekeliruan di dalam buku. Pruf terkoreksi menjadi bukti dan fakta nyata
apabila ditemukan kekeliruan pada buku yang mungkin disebabkan oleh
keteledoran editor, keteledoran layouter/desainer, atau keteledoran
petugas pracetak dan percetakan.
***
Prinsip yang harus dipegang teguh oleh seorang copyeditor adalah 4C,
yaitu kejelasan (clarity), keterkaitan (coherency), ketaatasasan
(concistency), dan kebenaran (correctness). Jadi, perlakukan naskah
sebagaimana mestinya dengan tujuan menjadikan naskah tersebut
benar-benar dapat dibaca, dipahami, dan menggerakkan pikiran
pembacanya. Alhasil, pekerjaan seorang copyeditor tidak bisa dianggap
remeh dengan alasan waktu ataupun naskah ditulis oleh seorang
penulis/pengarang terkenal. Seorang copyeditor harus benar-benar
profesional dengan melakukan persiapan matang dalam editing naskah.
Ada kalanya seorang copyeditor dibebani tugas mengedit dua naskah
sekaligus. Bagaimana ia bisa menyikapi hal ini? Di sinilah seorang
editor atau copyeditor itu dituntut kemampuan mengelola waktu,
memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Karena itu, editor tidak
hanya perlu cerdas intelektual, tetapi juga cerdas emosional. Ia harus
bisa berkomunikasi dengan baik sehingga para penulis/pengarang tidak
akan mempersulit dia, editor ahli mau memberi tahu dia, dan layouter
senang mengikuti saran-sarannya.
Di sinilah asumsi bahwa editing atau copyediting itu sebenarnya juga
sebuah seni. Buku yang baik tentu berasal dari hasil copyediting yang
baik dan benar serta ditambah citarasa seni sang copyeditornya
mengelola naskah hingga menjadi buku. Setiap buku memang pasti akan
memiliki riwayat penyuntingannya masing-masing. Dan buku yang baik
dengan riwayat penyuntingan yang membanggakan tentu akan menjadi
sesuatu yang sangat berharga bagi copyeditor walau namanya tidak
terangkat setinggi nama penulis/pengarangnya.
Demikianlah meskipun bidang profesinya tidak terkenal, sulit
sebenarnya menjadi seorang copyeditor yang baik dan benar alias piawai.
Copyeditor harus tidak melewatkan kesempatan mengedit naskah sebagai
ujian kemampuan bagi jam terbangnya. Semoga tulisan ini sedikit
banyaknya bisa membagi pencerahan itu.
sumber: http://danielcmahendra.wordpress.com/2007/05/01/copyediting-yang-baik-dan-benar/
sumber foto: http://www.pembelajar.com/nimages/754.jpg
Pengertian menyunting naskah,
yaitu menyiapkan naskah cetak siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan
segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (ejaan, diksi, dan struktur bahasa
(KBBI, 2001:1106)).
Orang yang melakukan pekerjaan
menyunting disebut penyunting. Penyunting, yaitu orang yang bertugas menyiapkan
naskah (KBBI, 2001: 1106).
Selanjutnya, kata penyuntingan
bermakna proses, cara, perbuatan sunting-menyunting; segala sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaan menyunting; pengeditan (KBBI, 2001: 1106).
Penyuntingan naskah adalah proses,
cara atau perbuatan menyunting naskah.
Sebelum mulai menyunting naskah,
seorang penyunting naskah harus mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar
penyuntingan yang meliputi kode etik penyuntingan naskah, pra-penyuntingan
naskah, ruang lingkup penyuntingan, pasca-penyuntingan, dan syarat-syarat untuk
menjadi penyunting naskah.
Copyeditor dalam
struktur dan pembagian kerjanya
Chiep Editor adalah pemegang kedudukan tertinggi dibagian editorial
yang mengontrol, mengelola, dan mengeluarkan keputusan strategis berkaitan
dengan proses editorial (setingkat dengan manager).
Managing Editor adalah pengatur semua kegiatan teknis editorial
yang dilaksanakan oleh para editor (setingkat dengan asisten manager).
Senior Editor adalah editor yang bertugas mengatur perencanaan
pemerolehan naskah, negoisasi, penjadwalan pekerjaan editorial, serta memeriksa
naskah dari segi substansinya (setingkat dengan kepala bagian).
Copyeditor adalah staf editor yang bertugas memeriksa dan
memperbaiki naskah sesuai dengan gaya
selingkung penerbit dan aturan kaidah yang berlaku.
Assistan Editor adalah pembantu editor untuk menangani hal-hal
teknis dalam konteks pernaskahan ataupun diluar pernaskahan, serta administrasi
naskah, pencarian referensi, atau pengaturan biaya editorial (setingkat dengan sekretaris
redaksi).
Rights Editor adalah staf editor yang bertugas khusus mengurus
hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta, seperti copyright, ISBN, KDT, ataupun izin penerbitan dari pihak lain.
Picture editor adalah staf editor yang bertugas memeriksa dan memperbaiki
bahan-bahan grafis untuk penerbitan, seperti ilustrasi, foto, label, peta,
ataupun warna.
Editing
adalah perpaduan antara keterampilan dan seni. Seseorang yang melakoninya
paling tidak memiliki beberapa kcerdasan, seperti kecerdasan linguistic,
kecerdasab visual, kecerdasan antarpersonal, dan kcerdasan interpersonal.
Copyediting penting?
Keinginan orang membaca ditentukan
oleh judul menarik, isi buku yang dibutuhkan, kemasan yang baik, promosi yang
gencar, dan penulis yang terkenal. Selain itu, keinginan baca seseorang juga
selalu diikuti dengan harapan sebuah buku yang mudah dicerna/dipahami/ enak
dibaca dan minus kesalahan. Harapan inilah yang ditumpukan pada proses
copyediting yang dilakukan copyeditor.
Konstituen yang berkaitan dengan
buku, yaitu penulis, penerbit, dan pembaca.
Penulis, yaitu orang yang menulis
atau menyusun naskah.
Penerbit, yaitu institusi atau
perusahan yang membiayai penerbitan atau percetakan buku.
Pembaca sasaran, yaitu masyarakat
yang menjadi target pembaca dari buku yang diterbitkan.
Beberapa hal yang harus menjadi
titik fokus copyediting, yakni:
Anda tidak boleh merusak atau menghilangkan
bagian-bagian naskah;
Anda tidak boleh mengubah secara ceroboh maksud
dari penulis;
Anda tidak boleh molor atau melebihi waktu kritis
dari tengat (deadline).
Copyediting dan Penangan Naskah
Objek dari copyediting adalah
naskah yang diperoleh dari penulis. Dalam aktivitas penerbitan, dikenal dua
jenis naskah, yaitu solicited manuscrift
dan unsolicited manuscrift.Solicited adalah naskah pesanan yang dilakukan
melalui pengadaan aktif (editor mencari penulis untuk mengerjakan naskah). Unsolicited adalah naskah kiriman yang
diperoleh melalui pengadaan pasif (editor menunggu kiriman naskah dari penulis/
pengarang).
Menurut Pamusuk Eneste, ada
beberapa sumber naskah, yaitu:
naskah pesanan;
naskah spontan;
naskah terjemahan;
naskah hasil sayembara;
naskah yang dicari editor;
naskah hasil kerja sama. (Buku Pintar Penyuntingan
Naskah, 2005: 6).
Menurut Pamusuk Eneste tugas dari
seorang penyunting naskah/ copyeditor dapat diperinci sebagai berikut:
1.menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi,
struktur kalimat);
2.memperbaiki naskah dengan persetujuan
penulis/pengarang;
3.membuat naskah mudah dibaca dan tidak membuat pembaca
bingung;
merencanakan naskah yang akan diterbitkan oleh
penerbit;
mencari naskah yang akan diterbitkan;
mempertimbangkan naskah yang masuk ke penerbit;
menyunting naskah dari segi isi/materi;
memberi arahan kepada copyeditor;
menyetujui naskah untuk dicetak;
memberi saran terhadap rancangan kulit depan buku. (Buku
Pintar Penyuntingan Naskah: 2005: 10-11).
Penangan naskah pada awal proses
copyediting dilakukan setelah lolos seleksi dari Dewan Redaksi atau Dewan Editor
pada rapat redaksi.
Naskah
yang sudah disetujui penerbit untuk diterbitkan, mula-mula akan diserahkan
kepada editor untuk disunting dari segi materi (substantial editing). Setelah itu, naskah diserahkan kepada
copyeditor/ penyunting naskah untuk disunting dari segi kebahasaan (ejaan,
diksi, struktur kalimat, dan lain-lain; disebut juga mechanical editing)
Tujuh kriteria naskah buku layak.
naskah mengandung ide orisinil, terkini, atau kontroversial
yang diprediksi akan diperlukan atau menimbulkan antusias banyak orang.
naskah benar-benar bisa digarap dengan kemampuan, keahlian,
serta wawasan yang dimiliki dan dikuasai penulis.
naskah dilengkapi dengan pengayaan dari berbagai
sumber terpercaya, termasuk memasukan pengalaman orang lain.
naskah mengandung substansi yang mudah dijual.
naskah diposisikan lebih unggul daripada buku
sejenis yang sudah lebih dulu terbit.
naskah ditulis dengan gaya penulisan yang tepat.
naskahterprediksi jelas siapa pembacanya.
jenis kelamin
tingkat usia
profesi
pendidikan
kelas sosial
Alur Editorial
Biasanya, tahapan editorial
berlangsung efektif tiga kali, yaitu dua kali copyediting dan satu kali proofreading.
Naskah
Editor, memberi saran, mengusahan
perizinan, dsb..
Editing
Editor, mengedit dan memberi tanda untuk
layouter.
Tata Letak
Layouter/ Desainer
Typestting
Typesetter
Dummy
Editor,penulis, dan Desainer
untuk memeriksa
Artwork
Editor,penulis, dan Desainer
untuk memeriksa
Pruf Awal
Editor,penulis, dan Desainer
untuk memeriksa
Pruf Akhir
Editor,penulis, dan Desainer
untuk memeriksa
Cetakan
Editor,penulis, desainer, dan
departmen produksi untuk memeriksa
Dalam proses editorial jangan lupa untuk
mendokumentasikan naskah asli dengan cara perbanyakan fotokopi.
Pra-edit adalah proses mendeteksi awal
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam naskah.
Pasca-edit adalah proses koreksi setelah
copyediting dilakukan. Proses ini disebut juga proofreading.
Poin penting dalam penangan naskah adalah 3Q. Q
yang pertama adalah quick,
maksudnya kecepatan penggarapan. Q yang kedua adalah quality, maksudnya tercapai sebuah hasil garapan yang
berkulitas baik. Lalu, Q yang ketiga adalah quantity, maksudnya tercapai sebanyak-banyak hasil garapan
dengan cepat dan berkualitas baik.
Copyeditor
Pekerjaan copyeditor tidaklah
menyenangkan bahkan dapat disebut cenderung membosankan. Bagaimana tidak? Copyeditor
harus memelototi naskah berkali-kali, mengernyitkan dahi begitu menemukan
kebingungan, dan menguras pikiran untuk menemukan kata serta susunan kalimat
yang terbaik.
Empat kemampuan penting dalam
hidup yang dapat dimiliki oleh seorang copyeditor, yaitu:
problem
solving (kemampuan memecahkan masalah);
decision
making (kemampuan membuat keputusan yang tepat dan akurat);
communicatin
skill (kemampuan berinteraksi degan lingkungan kerja);
time
management (kemampuan mengelola waktu).
Kompetensi copyeditor
mampu menulis sehinga memahami tulian buruk dan
tulisan baik;
memiliki wawasan akan tren dunia penerbitan;
menguasai bahasa Indonesia dan bahasa asing;
memahami bahasa sastra dan kesusastraan;
memiliki rasa percaya diri yang tinggi;
menguasai perkembangan teknologi, terutama
desktoppublishing;
mampu membangun jejaring dengan tokoh atau
institusi yang berhubungan dengan penerbitan buku;
aktif dan menojol dalam komunitas perbukuan;
bersahabat dengan kamus;
memiliki kepekaan bahasa;
memiliki ketelitian dan kesabaran;
memiliki keluwesan;
memiliki kepekaan terhadap SARA dan pornografi;
memahami kode etik penyuntingan naskah.
Kode Etik Penyunting Naskah/
copyeditor
penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai
penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah;
penyunting naskah bukanlah penulis naskah;
penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah;
penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang
terdapat dalam naskah yang disuntingnya;
penyunting naskah wajib mengkonsultasikan hal-hal
yang mungkin akan diubahnya dalam naskah;
penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah
yang akan, sedang, atau disuntingnya.
Tujuh aspek yang diedit, yakni:
1.readability (keterbacaan) dan legibility (kejelasan);
2.konsistensi
atau ketaatasasan;
3.tata
bahasa atau kebahasaan;
4.gaya bahasa;
5.ketelitian
data danfakta;
6.legalitas
dan kesopanan;
7.rincian
produksi (spesifikai produk).
Daftar pertanyaan untuk memulai
mengedit.
Berkaitan dengan sasaran pembaca
Siapa pembaca sasaran utama buku ini?
Seberapa banyak pembaca yang ingin tahu tentang
buku ini?
Seberapa banyak pembaca yang akan mengunakan buku
ini? Apakah ini bacaan santai atau bacaan professional? Apakah ini buku
referensi ataukah buku yang cukup sekali baca?
Berkaitan dengan teks
Seberapa panjang naskah ini (jumlah halamnnya)?
Bagaimana format naskah?
Untuk editing
naskah tercetak. Apakah teks berspasi ganda? Berapa jumlah kata dalam satu
halaman? Bagaimana keterbacaan font? Cukup leluasakah besar marjin?
Untuk naskah
editing monitor. Program pengolah kata apa yang digunakan oleh penulis? Apakah
penerbit sudah mengkonversi file penulis ke program lain atau format lain?
Apakah naskah mengandung bahan-bahan lain di luar teks,
seperti catatan kaki, table, indeks, atau foto?
Berkaitan dengan jenis editing
Tingkat editing mana yang diminta?
Apakah permintaan tersebut didasarkan pada
konsentrasi jadwal atau biaya?
Apakah orang yang meminta Anda telah membaca
keseluruhan naskah atau membaca sekilas bagian tertentu?
Berapa lama waktu dan biaya yang dialokasikan utuk
copyediting?
Apakah copyeditor mampu melakukan editing
substansi?
Apakah copyeditor mampu mengecek angka di dalam tabel?
Berkaitan dengan gaya selingkung
Buku petunjuk gaya mana yang dipilih? Kamus apa yang
dipilih?
Adakah panduan gaya selingkung atau daftar cek
editorial yang dipilih?
Adakah edisi sebelumnya atau naskah pembanding yang
dapat disarankan?
Apakah naskah terdiri atas beberapa seri?
Berkaitan dengan pengarang/
penulis
Siapa pengarang atau penulis buku? Apakah dia
pemula atau penulis kawakan?
Sudahkah pengarang/ penulis melihat contoh hasil editing?
Sudahkah pengarang/penulis memberi tahu jenis editing
apa (atau tingkatan editing) yang diperlukan?
Berkaitan dengan detail
administrasi
Kepada siapa copyeditor dapat bertanya langsung
tentang permasalahan yang timbul selama proses editing?
Kapan deadline
untuk copyediting secara lengkap? Apakah hal itu sudah pasti?
Pra-penyuntingan
naskah
Sebelum memulai menyunting
naskah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperiksa copyeditor,
yaitu:
kelengkapan naskah;
ragam naskah;
daftar isi;
apakah daftar isi sesuai dengan naskah?
bagaimana sistematika atau susunan nskah?
apakah penulis menggunakan kata bab atau tidak?
apakah system pada daftar isi sesuai dengan sistematika
pada naskah?
subbab dan sub-subbab;
ilustrasi/ table/gambar;
catatan kaki;
informasi penulis;
membaca naskah secara keseluruhan.
a. apakah
naskah sudah sistematis?
b. sistematika
penulisan bagaimana?
c. adakah
istilah-istilah asing bagi penyunting?
d. istilah
yang digunakan konsisten/ tidak?
e. berbau SARA
atau PORNOGRAFI?
Penyuntingan naskah
Untuk dapat melakukan
penyuntingan naskah dengan baik, seorang penyunting naskah perlu memeriksa
hal-hal berikut:
ejaan;
tatabahasa;
kebenaran
fakta;
legalitas;
konsistensi;
gaya penulis;
konvensi
penyuntingan;
gaya penerbit/ gaya
selingkung.
Ejaan
“Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan” mengatur hal-hal
berikut:
pemakaian
huruf;
pemenggalan
kata;
pemakaian
huruf kapital;
pemakian
huruf miring;
pemakaian
tanda baca;
penulisan
kata;
penulisan
singkatan dan akronim;
penulisan
angka dan bilangan;
penulisan
unsur serapan.
Tatabahasa
bentuk kata
1.bentuk sama, makna berbeda (menguap (air), menguap (tanda
mengantuk));
2.bentu mirip, makna berbeda (sah (resmi), syah (raja));
3.Bentuk benar dan bentuk salah kaprah.
Bentuk yang benar
Bentuk yang salah
andal
handal
anutan
panutan
dimungkiri
dipungkiri
pilihan kata
segala: film itu untuk segala
umur.
segenap: segenap lapisan
masyarakat ikut merayakan Proklamasi KemerdekaanRI ke-60.
seluruh: seluruh ruangan bergema.
semua: semua bertepuk tangan
ketika Pak RT selesai berpidato.
pemakaian kata tertentu
kata
adalah/ ialah. Sesudah kata adalah/ialah tidak diperlukan tanda baca titik
dua (:) tetapi langsung diikuti kata-kata atau bagian kalimat selanjutnya.
Contoh:
Jakarta adalah ibu kotaIndonesia.
kata
yaitu/ yakni. Sesudah kata yaitu/ yakni tidak diperlukan tanda baca titik
dua (:), tetapi langsung diikuti kata-kata atau bagian kalimat
selanjutnya. Contoh:
Anak Pak Darwin
dua orang, yaitu Tono dan Tuti.
awalan
terikat antar
Benar
Salah
antarbangsa
Antarbangsa Asia dan Eropa
antarbenua
Antar keduaNegara
kata
beberapa
Benar
Salah
Beberapa buku
Beberapa buku-buku
Beberapa gedung
Beberapa gedung-gedung
Beberapa penerbit
Beberapa penerbit-penerbit
kata
banyak
Benar
Salah
Banyak rumah
Banyak rumah-rumah
Banyak buku
Banyak buku-buku
Banyak majalah
Banyak majalah-majalah
Kalimat
kalimat melingkar
kalimat melingkar ialah kalimat yang melingkar terlebih
dahulu, sebelum sampai ke maksud sebenarnya. Contoh:
Kelebihan kamus ini, selain memiliki jumlah entri
yang banyak, adalah adanya contoh pengunaan kata dalam kalimat.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selain
melakukan kegiatan pokok hidupnya, juga memerlukan kegiatan yang bersifat
hiburan untuk kepuasaan batinnya.
kalimat
membosankan.
kalimat
membosankan ialah kalimat yang mengandung dua buah kata yang berasal dari kata
dasar yang sama. Contoh:
Saya
memandang pemandangan yang indah.
Kejadian
itu sudah sering terjadi di sini.
kalimat
salah kaprah.
Kalimat salah
kaprah ialah kalimat yang tidak mempunyai unsur tertentu atau mengandung
kesalahan penggunaan kata-kata tertentu sehingga kalimat itu terasa janggal.
Contoh:
Air
lumpur menjadi merah oleh darah.
Anak
Raja Daha sangat cantik wajahnya, begitu pula anak Raja Keling sangat
tampan.
Kalimat
Mubazir
Kalimat
Mubazir ialah kalimat yangmengandung kata-kata berlebihan atau kata-kata yang
tidak diperlukan. Contoh:
Dari
penjelasan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan berikut.
Ibu
telah berkali-kali membicarakan mengenaiperlunya disiplin di rumah.
Dia
sudah berangkat menuju ke Bali dua hari
yang lalu.
Kalimat
Rancu
Kalimat Rancu
ialah kalimat yang susunannya sedemikian rupa sehingga maknanya sulit dipahami
atau tidak jelas. Contoh:
Bagi warga DKI yang akan mendirikan bangunan wajib
memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan.
Melalui penelitian ini akan memberikan manfaat
yang besar bagi pengembangan pariwisata di tanah air.
Kebenaran Fakta
1.Fakta
Geografis
2.Fakta
Sejarah
3.Nama
diri
4.Fakta
ilmiah
Rumus
Betul
Salah
Air
H2O
H2O
Garam
Na Cl
NaCl
Einstein
E= Mc2
E= Mc2
Legalitas
1.Hak
cipta
Sebuah naskah yang
berbau plagiat sebaiknya tidak diterbitkan.
Pengalihan
penerbitan buku dari satu penerbit ke penerbit yang lain hendaknya
dibuktikan dengan pengembalian hak penulis.
Dalam
penerbitan bunga rampai (antologi), editor bunga rampai harus dapat
menunjukkan pada penerbit bahwa dia sudah mendapatkan izin untuk
menghimpun tulisan dalam bunga rampai.
Tiap
kutipan teks dalam naskah yang akan diterbitkan harus ada sumbernya.
Tiap
reproduksi ilustrasi/ gambar yang akan diterbitkan harus ada sumbernya.
Naskah
orang yang telah meninggal hanya boleh diterbitkan jika sudah ada izin
dari ahli waris.
2.Kejaksaan Agung
Konsistensi
1.Sistematika
Bab.
2.Jenis
huruf.
3.Nama
Geografis.
4.Nama
diri
5.Ejaan.
Gaya penerbit/ gaya
selingkung
Kulit Depan
Pada kulit
depan (kaver depan) buku biasanya tercantum logo penerbit, judul buku, dan nama
pengarang/penulis.
Halaman
prancis
Halaman
prancis ialah halaman pertama buku setelah kulit depan dan biasanya memuat
judul buku, paling tidak, judul ini bisa dibuat dengan tiga variasi, yaitu
dengan huruf kapital semua, campuran, atauhurufkecil semua.
Halaman
Hak cipta
Halaman Hak
Cipta ialah halaman setelah halaman judul utama buku. Halaman ini biasanya
memuat judul buku, nama pengarang, kode penerbit dan nomor buku, hak cipta,
nama dan alamat penerbit, dan larangan pengutipan tanpa izin.
Letak
daftar isi
Ada dua pendapat mengenai letak
daftra isi. Ada yang meletakannya sebelum kata pengantar dan ada pula yang
meletakannya sesudah kata pengantar.
Nomor
Bab
Ada dua
pendapat mengenai pencantuman kata bab. Pertama, penerbit mencantumkan kata bab,
kemudian disusul nomor bab. Kedua, penerbit tidak mencantunkan kata bab, tetapi
langsung ditulis nomor babnya saja.
Judul
Bab
Judul bab
lazimnya ditaruh pada bagian atas halaman. Ditinjau dari segi letaknya, judul
bab biasanya berada pada tiga posisi, yaitu di sebalah kiri, di tengah, dan di
sebalah kanan. Dari segi huruf yang digunakan. Pertama, huruf kapital semua.
Kedua, campuran, huruf kapital dan huruf kecil. Atau pun huruf kecil semua.
Judul
buku dan judul Bab pada halaman isi.
Informasi
tentang Penulis.
Nomor
Halaman.
Kulit
Belakang.
Pasca Penyuntingan
naskah
Penyunting naskah mengecek kembali
kelengkapan
naskah
halaman
kulit muka
halaman
prancis
halaman
pelanggaran hak cipta
halaman
judul utama
halaman
hak cipta
halaman
persembahan
halaman
daftar isi
halaman
daftar tabel
halam
ilustrasi
halaman
daftar singkatan
halaman
daftar lambang
prakata
kata
sambutan
kata
pengantar
pendahuluan
catatan
kaki
daftar
kata
daftat
istilah
daftar
pustaka
lampiran
indeks
biografi
sinopsis
Untuk memeriksa kelengkapan
naskah, sebaiknya setiap penyunting memiliki daftar periksa.
Nama penulis.
Nama penulis haruslah konsisten
dalam sebuah buku mulai dari kulit depan- kulit belakang, minimal di tuliskan
pada empat tempat, yakni.
a.kulit
depan
b.judul
utama
c.halaman
hak cipta
d.biografi
singkat
Kesesuaian daftar isi dan
isi naskah
Apa yang tertera
pada dafar isi harus sama dengan apa yang terdapat alam isi naskah.
Tabel/ Ilustrasi/Gambar
Penyunting naskah harus memeriksa
kesesuaian tabel yang disebutkan pada daftar tabel yang ada dalam tabel.
Prakata/kata sambutan/
kata pengantar
Sistematika bab
Sistematika
tiap bab haruslah sama. Jika pada bab 1 digunakan angka arab untuk subbabnya,
pada bab 2 dan bab-bab selanjutnya juga harus digunakan angka arab.
Daftar Pustaka
Dua hal yang perlu
diperhatikan oleh penyunting, yaitu urutan bahan acuan
Sistematika penulisan setiap
bahan acuan.
Sistem 1
Kosasih, Ahmad. 2009. Belajar Menyanyi. Cimahi: Swadaya
Sistem 2
Kosasih, Ahmad., Belajar Menyanyi, Cimahi: Swadaya
Daftar Kata/istilah
Lampiran
Tidak setiap naskahmemerlukan lampiran. Naskah yang merupakan
hasil penelitian biasanya sarat dengan lampiran.
Indeks.
Buku-buku
ilmiah dan buku-buku referensi biasanya ada indeksnya. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah pembaca mencari istilah atau nama tertentu dalam buku.
Biografi singkat
maksudnya semacam
pertanggungjawaban penulis naskah/ buku terhadap pembaca.
Sinopsis
Setiap buku hendaknya mempunyai
sinopsis yang berisi ringkasan buku.
Nomor halaman
Siap diserahkan
Tips PenyuntingNaskah
Penyunting naskah adalah
pembantu penulis naskah.
Penyunting
naskahharus selalu rendah hati dalam
menghadapi penulisnaskah meskipun
ada kemungkinan penyunting naskah lebih pintar dan lebih tinggi ilmunya
daripada penulis naskah.
Dari segi penulisan naskah,
pada dasarnya penulis naskah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
penulis pemula;
penulis
semi-profesional;
penulis professional.
Dari segi watak dan tempramen
penulis naskah, pada dasarnya penulis dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu:
penulis yang gampang;
penulis yang sulit;
penulis yang
sulit-sulit gampang.
Sebelum mulai
mengubah-ubah dan mencoret-coret naskah, sebaiknya penyunting naskah
berkonsultasi terlebih dahulu pada penulis naskah.
Setiap
ragam naskah memiliki ciri tersendiri, sesuai dengan jenjang pendidikan,
bidangkeilmuan, usia calon
konsumen, dan sebagainya.
Calon penyunting
menguasai ejaan dan tatabahasa Indonesia.
Calon
penyunting naskah mengikuti perkembangan bahasa dan istilah yang hidup
dalam masyarakat dan dalam dunia ilmu.
Menguasai keterampilan menulis
dan keterampilan menyusun indeks.
Setelah
buku yang disunting diterbitkan, sebaiknya penyunting naskah cepat-cepat
membaca dan memeriksa buku itu kembali.
Penyunting naskah harus
memperhatikan hal-hal yang berbau SARA, Pornografi.
Penyunting naskah
sebaiknya menguasai salah satu bahasa asing, minimal pasif.