Wednesday, April 4, 2012

12 tips utama dalam Proofreading


12 tips utama dalam Proofreading

Diterjemahkan secara bebas dari Proofreading – my top 12 tips (Peter Wise)

Apapun tulisan profesional yang Anda hasilkan, proofreading yang cermat dan teliti amatlah penting. Sebagai seorang copywriter lepas, tidak ada hal yang paling parah, kecuali aku melakukan kesalahan dasar atau meninggalkan adanya salah cetak. Berikut ini adalah tips-tips untuk meminimalisasi kesalahan, bahkan membantu Anda untuk mewujudkan obsesi zero defect pada buku yang Anda edit.

1.   Ini adalah pekerjaan berat. Biarkan orang lain melakukannya untuk Anda. Khususnya mata yang segar, karena akan membantu melihat apa yang Anda  lewatkan. Setelah Anda tuliskan, seringkali unsur subjektivitas lebih dominan sehingga menjadi hal yang sulit untuk membaca yang sudah Anda tulis secara objektif dan jelas. Anda hanya melihat apa maksud dan pendapat Anda dalam tulisan yang sudah tertulis.
2.   Untuk tetap objektif, tinggalkan tulisan yang telah dituliskan selama beberapa jam atau inapkan semalam, barulah lakukan proofreading pada tulisan itu.
3.   Hindari kegaduhan. Cobalah untuk membacanya dan memproofreadnya dalam keadaan dan lingkungan yang tenang.
4.   Bacalah yang tertulis dengan suara keras untuk membantu menandai adanya kata yang hilang atau frase yang aneh.
5.   Perbaiki kesalahan yang umum, termasuk  inkonsistensi selingkung, perubahan tenses (untuk naskah berbahasa inggris), perbedaan ukuran font, spasi garis yang tidak beraturan, atau format setting yang lain. Dan baca ulang secara cermat.
6.   Tempatkan diri Anda sebagai pembaca yang ingin dituju. Apakah maksud dari yang Anda tuliskan sudah cukup mudah untuk dimengerti oleh pembaca.
7.   Curigai setiap kata, jika ingin mendapatkan hasil yang sempurna.
8.   Jika Anda punya kecenderungan untuk melakukan kesalahan yang sama, berhati-hatilah saat Anda mengecek kata atau frase khusus tersebut.
9.   Periksa dan periksa kembali. Seorang editor profesional melakukan proofread hingga 10 kali
         (gilaaa!!!---do we already do that?)
10.               Bersikaplah sangat sangat waspada pada penggunaan teks dengan huruf kapital—kadangkala sulit untuk menandai kesalahan ini.
11.               Cetak naskah untuk pengecekan akhir–seringkali  lebih mudah untuk menemukan kesalahan di atas kertas dibandingkan di layar monitor Anda.
12.               JANGAN PERNAH, SEKALI KALI, hanya mengandalkan spell checker (pengeja kata–ini untuk naskah bahasa Inggris, untuk naskah Indonesia kayaknya masih belum ada), karena komputer seringkali tidak bisa membedakan mana yang salah dan yang benar untuk konteks tertentu seperti "two" dengan "too".


Selamat melakukan poofreading! (ooops…) – cek ketelitian mata Anda pada naskah ini

No comments: