12 tips utama dalam
Proofreading
Diterjemahkan secara bebas dari Proofreading – my top 12 tips (Peter Wise)
Apapun tulisan
profesional yang Anda hasilkan, proofreading yang cermat dan teliti amatlah penting. Sebagai
seorang copywriter lepas, tidak ada hal yang paling
parah, kecuali aku melakukan kesalahan dasar atau
meninggalkan adanya salah cetak. Berikut ini adalah tips-tips untuk meminimalisasi
kesalahan, bahkan membantu Anda
untuk mewujudkan obsesi zero defect pada buku yang Anda edit.
1.
Ini adalah pekerjaan berat. Biarkan orang
lain melakukannya untuk Anda. Khususnya mata yang segar, karena akan membantu melihat apa yang Anda lewatkan. Setelah Anda tuliskan, seringkali unsur subjektivitas
lebih dominan sehingga menjadi hal yang sulit untuk membaca yang sudah Anda
tulis secara objektif dan jelas. Anda hanya melihat apa maksud dan pendapat
Anda dalam tulisan yang sudah tertulis.
2.
Untuk tetap objektif, tinggalkan tulisan
yang telah dituliskan selama beberapa jam atau inapkan semalam, barulah lakukan
proofreading pada tulisan itu.
3. Hindari
kegaduhan. Cobalah untuk membacanya dan memproofreadnya dalam keadaan dan
lingkungan yang tenang.
4.
Bacalah yang tertulis dengan suara keras
untuk membantu menandai adanya kata yang hilang atau frase yang aneh.
5.
Perbaiki kesalahan yang umum, termasuk inkonsistensi
selingkung, perubahan tenses (untuk naskah berbahasa inggris), perbedaan ukuran
font, spasi garis yang tidak beraturan, atau format setting yang lain. Dan baca
ulang secara cermat.
6.
Tempatkan diri Anda sebagai pembaca yang
ingin dituju. Apakah maksud dari yang Anda tuliskan sudah cukup mudah untuk
dimengerti oleh pembaca.
7.
Curigai setiap kata, jika ingin mendapatkan
hasil yang sempurna.
8.
Jika Anda punya kecenderungan untuk melakukan
kesalahan yang sama, berhati-hatilah saat Anda mengecek kata atau frase
khusus tersebut.
9.
Periksa dan periksa kembali. Seorang editor profesional melakukan proofread hingga 10
kali
(gilaaa!!!---do we already do that?)
10.
Bersikaplah
sangat sangat waspada pada penggunaan teks dengan huruf kapital—kadangkala
sulit untuk menandai kesalahan ini.
11.
Cetak naskah untuk pengecekan
akhir–seringkali lebih mudah untuk
menemukan kesalahan di atas kertas dibandingkan di layar monitor Anda.
12.
JANGAN PERNAH, SEKALI KALI, hanya
mengandalkan spell checker (pengeja kata–ini untuk naskah bahasa
Inggris, untuk naskah Indonesia kayaknya masih belum ada), karena komputer
seringkali tidak bisa membedakan mana yang salah dan yang benar untuk konteks tertentu seperti
"two" dengan "too".
Selamat
melakukan poofreading! (ooops…) – cek ketelitian mata Anda pada naskah ini
No comments:
Post a Comment